Sabtu, 16 Juni 2012

Perawatan Jenazah


PERAWATAN JENAZAH
a.   PENGERTIAN
Tindakan untuk menyiapkan klien agar bias dimakamkan. Tindakan ini di mulai dari perawatan  klien setelah meninggal, termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan  pada keluarga, transportasi ke kamar jenazah, dan melakukan disposisi ( menyerahkan ) barang-barang milik klien setelah klien meninggal.

Perawatan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan kewaspadaan universal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang dianut keluarganya.Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasehati keluarga jenazah dan mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak menambah risiko penularan penyakit seperti halnya hepatitis-B, AIDS, kolera dsb.

Tradisi yang berkaitan dengan perlakuan terhadap jenazah tersebut dapat diizinkan dengan memperhatikan hal yang telah disebut di atas, seperti misalnya mencium jenazah sebagai bagian dari upacara penguburan. Perlu diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan berkembang dalam tubuh manusia hidup, maka beberapa waktu setelah penderita infeksi-HIV meninggal, virus pun akan mati.


b.   INDIKASI
Perawatan jenazah dilakukan setelah dokter menyatakan kematian klien. Jika klien meninggal dunia karena kekrasan atau dicurigai karena penyakit maupun tindakan kriminalitas, perawatan dilakukan setelah melakukan pemeriksaan medis ( otropsi ).

c.   TUJUAN
Memberikan rasa atau penilaian positif kepada keluarga klien atau orang yang telah di tinggalkan klien untuk selamanya.

d.   PERHATIAN
1.      Berikan barang-barang milik klien pada keluarga, pastikan perawat lain harus menemani.
2.      Berikan dukungan emosional kepada keluarga yang di tinggalkan
3.      Memindahkan jenazah dari tempat satu ke tempat yang lainnya perlahan-lahan untuk mencegah lecet dan kerusakan kulit
Perubahan yang terjadi setelah kematian

Selama ada oksigen yang mempertahankan kehidupan seseorang. Sel-sel dalam tubuh akan  menjadi sehat, metabolisme berjalan normal fungsi lokomotorik  berjalan terus , kerusakan sel yang disebabkan oleh organisme  akan diperbaiki dan invasi bakteri pembusukan dapat dihambat Bila seseorang meninggal dunia maka siklus oksigen akan terhenti , tubuh akan mengalami berbagai perubahan jaringan yang disebut perubahan awal kematian atau tanda kematian tidak pasti dimana susunan saraf pusat akan mengalami kemunduran dengan cepat ini akan menyebabkan perubahan pada tubuh menjadi insensibel, reflek cahaya dan reflek kornea hilang, aliran darah, gerakan nafas berhenti, kulit pucat dan otot mengalami relaksasi. Setelah beberapa waktu akan timbul perubahan pasca mati yang memungkinkan diagnosis kematian lebih pasti. Tanda-tanda tersebut dikenal sebagai tanda pasti kematian berupa lebam mayat, kaku mayat, penurunan suhu tubuh pembusukan, mumifikasi dan adiposera.(2,4,7,8,9,10)


A.  Tanda kematian tidak pasti

1.      Berhentinya sistim pernafasan dan sistim sirkulasi.

Secara teoritis, diagnosis kematian sudah dapat ditegakkan jika jantung dan paru berhenti selama 10 menit, namun dalam prakteknya seringkali terjadi kesalahan diagnosis sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dengan cara mengamati selama waktu tertentu. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mendengarkannya melalui stetoscope pada daerah precordial dan larynx dimana denyut jantung dan suara nafas dapat dengan mudah terdengar.(2,4,8,9)

Kadang-kadang jantung tidak segera berhenti berdenyut setelah nafas terhenti, selain disebabkan ketahanan hidup sel tanpa oksigen yang berbeda-beda dapat juga disebabkan depresi pusat sirkulasi darah yang tidak adekwat, denyut nadi yang menghilang  merupakan indikasi bahwa pada otak terjadi hipoksia. Sebagai contoh pada kasus judicial hanging dimana jantung masih berdenyut selama 15 menit walaupun korban sudah diturunkan dari tiang gantungan.(8)

2.   Kulit yang pucat

Kulit muka menjadi pucat ,ini terjadi sebagai akibat berhentinya sirkulasi darah sehingga darah yang berada di kapiler dan venula dibawah kulit muka akan mengalir ke bagian yang lebih rendah sehingga warna kulit muka tampak menjadi lebih pucat.(4,8)  

Akan tetapi ini bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya. Kadang-kadang kematian dihubungkan dengan spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan.(2,8)

Pada mayat yang mati akibat kekurangan oksigen atau keracunan zat-zat tertentu (misalnya karbon monoksida) warna semula dari raut muka akan bertahan lama dan tidak cepat menjadi pucat.(4,8)

3.     Relaksasi otot

      Pada saat kematian sampai beberapa saat sesudah kematian , otot-otot polos akan mengalami relaksasi sebagai akibat dari hilangnya tonus. Relaksasi pada stadium ini disebut relaksasi primer. Akibatnya rahang turun kebawah yang menyebabkan mulut terbuka, dada menjadi kolap dan bila tidak ada penyangga anggota gerakpun akan jatuh kebawah. Relaksasi dari otot-otot wajah menyebabkan kulit menimbul sehingga orang mati tampak lebih muda dari umur sebenarnya, sedangkan relaksasi pada otot polos akan mengakibatkan iris dan sfincter ani akan mengalami dilatasi. Oleh karena itu bila menemukan anus yang mengalami dilatasi harus hati-hati menyimpulkan sebagai akibat hubungan seksual perani/anus corong.(2,4,8,9,10)

4.       Perubahan pada mata

Perubahan pada mata meliputi hilangnya reflek kornea dan reflek cahaya yang menyebabkan kornea menjadi tidak sensitif dan reaksi pupil yang negatif

Knight mengatakan hilangnya reflek cahaya pada kornea ini disebabkan karena kegagalan kelenjar lakrimal untuk membasahi bola mata.

Kekeruhan pada kornea akan timbul beberapa jam setelah kematian tergantung dari posisi kelopak mataAkan tetapi Marshallmengatakan kornea akan tetap menjadi keruh tanpa dipengaruhi apakah kelopak mata terbuka atau tertutup. Walaupun sering ditemui  kelopak mata tertutup secara tidak komplit, ini terjadi oleh karena kekakuan otot-otot kelopak mataKekeruhan pada lapisan dalam kornea ini tidak dapat dihilangkan atau diubah kembali walaupun digunakan air untuk membasahinya

Setelah kematian tekanan intra okuler akan turun, tekanan intra okuler yang turun ini  mudah menyebabkan kelainan bentuk pupil sehingga pupil kehilangan bentuk sirkuler setelah mati dan ukurannya pun menjadi tidak sama ,pupil dapat berkontraksi dengan diameter 2 mm atau berdilatasi sampai 9 mm dengan rata-rata 4-5 mm oleh karena pupil mempunyai sifat tidak tergantung dengan pupil lainnya maka sering terdapat perbedaan sampai    3 mm

Nicati (1894) telah melakukan pengukuran terhadap tekanan bola mata posmortem dimana tekanan normal pada bola mata pada waktu hidup adalah 14g -25g akan tetapi begitu sirkulasi terhenti maka penurunan tekanan bola mata menjadi sangat rendah (tidak  sampai mencapai 12g) dan dalam waktu 30 menit akan berkurang menjadi 3g yang kemudian menjadi nol setelah 2 jam kematian. Penurunan tekanan bola mata ini pernah dicoba untuk menentukan perkiraan saat kematian

B. Tanda kematian pasti
Setelah beberapa waktu timbul perubahan paska mati yang jelas, sehingga memungkinkan diagnosa kematian menjadi lebih pasti.Tanda-tanda tersebut dikenal sebagai tanda pasti kematian berupa:
    Lebam mayat / Livor Mortis(hipostatis/lividitas paska mati)
    Kaku mayat (rigor mortis)
    Penurunan suhu tubuh
    Pembusukan
    Mummifikasi
    Adiposera

C.Perubahan pada tubuh setelah kematian
perubahan pada tubuh mayat adalah dengan melihat tanda kematian pada tubuh tersebut.Perubahan dapat terjadi dini pada saat meninggal atau beberapa menit kemudian, misalnya:
    Kerja jantung dan peredaran darah terhenti,
    Pernapasan berhenti,
    Refleks cahaya dan kornea mata hilang,
    Kulit pucat,
    Terjadi relaksasi otot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar