Sabtu, 16 Juni 2012

Sistem Cardiovascular


SISTEM CARDIOVASCULAR


A.    Sistem Kardio (Jantung)

1.   Jantung
       Jantung merupakan organ berongga, berotot, dan berbentuk kerucut. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220 sampai 260 gram. Ia terletak di dalam dada diantara paru-paru kiri dan kanan, di daerah yang disebut mediastinum, di belakang badan sternum, dan dua pertiganya terletak di sisi kiri. Basis yang berbentuk sirkular pada kerucut ini menghadap ke atas dan ke kanan, sedangkan puncaknya mengarah ke bawah, kedepan, dan kekiri.
Batas-batas jantung adalah :
Ø  atas : pembuluh darah besar ( aorta, truncus pulmonalis, dll )
Ø  bawah : diagfragma
Ø  setiap sisi : paru-paru
Ø  belakang : aorta descendes, oesophagus, dan columna vertebralis.

2.   Ruang dan katup Jantung
a.  Ruang-ruang jantung
    Jantung terdiri atas empat ruangan sebagai berikut :
Ø  Atrium Kanan
Atrium kanan berada pada bagian kanan jantung dan terletak sebagian besar di belakang sternum. Darah memasuki atrium kanan melalui :
Vena cava superior pada ujung atasnya,
Vena cava inferior pada ujung bawahnya,
sinus coronaries (vena kecil yang mengalirkan darah dari jantung sendiri)
Auricula dextra adalah penonjolan runcing kecil dari atrium, terletak pada bagian depan pangkal aorta dan arteria pulmonalis.
Pada sisi kiri atrium lubang atrioventrikular kanan membuka ke dalam ventrikel kanan.

Ø  Ventrikel Kanan

Ventrikel kanan adalah ruang berdinding tebal yang membentuk sebagian besar sisi depan jantung.
Valva atrioventricular dextra (tricuspidalis) mengelilingi lubang atrioventrikular kanan, pada sisi ventrikel. Katup ini, seperti katup jantung lain, terbentuk dari selapis tipis jaringan fibrosa yang ditutupi pada setiap ssisinya oleh endocardium. Katup trikuspidalis terdiri dari tiga daun katup. Basis setiap daun katup melekat pada tepi lubang. Tepi bebas setiap daun katup melekat pada chordae tendineae (tali jaringan ikat tipis) pada penonjolan kecil jaringan otot yang keluar dari myocardium dan menonjol ke dalam ventrikel.
Lubang pulmonalis ke dalam arteria pulmonalis berada pada ujung atas ventrikel dan dikelilingi oleh valva pulmonalis, terdiri dari tiga daun katup semilunaris.

Ø  Atrium kiri

Atrium kiri adalah ruang berdinding tipis yang terletak pada bagian belakang  jantung. Dua vena pulmonalis memasuki atrium kiri pada tiap sisi, membawa darah dari paru. Atrium membuka ke bawah ke dalam ventrikel kiri melalui lubang atrioventrikular.
Auricula sinistra adalah penonjolan runcing kecil dari atrium terletak pada sisi kiri pangkal aorta.

Ø  Ventrikel kiri

Ventrikel kiri adalah ruang berdinding tebal pada bagian kiri dan belakang jantung. Dindingnya sekitar tiga kali lebih tebal dari pada ventrikel kanan. Valva atrioventricular kiri pada bagian samping ventrikel; katup ini memiliki dua daun katup (mendapat nama yang sama dengan topi (mitre uskup), tepinya melekat pada chordae tendineae, yang melekat pada penonjolan kerucut myocardium dinding ventricl ke dalam aorta dan dikelilingi oleh ketiga daun katup aorta sama dengan katup pulmonalis.

b.  Katup-Katup Jantung
    Selain memiliki ruang-ruang, jantung juga memiliki 4 katup yang dapat di klasifikasikan menjadi 2, yaitu :
Ø  Katup atrioventrikuler, terletak antara atrium dan ventrikel. Terdiri dari katup trikuspid dan katup bicuspid (mitral)
Ø  Katup semi lunar, terletak antara ventrikel dan arteri terdiri dari katup aorta dan katup pulmonal.

  1. Jaringan Jantung
a.    Myocardium
Myocardium membentuk bagian terbesar dinding jantung. Myocardium tersusun dari serat-serat otot jantung, yang bersifat lurik dan saling berhubungan satu sama lain oleh cabang-cabang muscular. Serat mulai berkontraksi pada embrio sebelum saraf mencapainya, dan terus berkontraksi secara ritmis bahkan bila tidak memperoleh inervasi.
b.      Endocardium
Endocardium melapisi bagian dalam rongga jantung dan menutupi katup pada kedua sisinya. Terdiri dari selapis sel endotel, di bawahnya terdapat lapisan jaringan ika; licin dan mengkilat.
c.       Pericardium
Pericardium adalah kantong fibrosa yang menutupi seluruh jantung. Pericardium merupakan kantong berlapis dua : kedua lapisan saling bersentuhan dan saling meluncur satu sama lain dengan bantuan cairan yang mereka sekresikan dan melembabkan permukaanya. Jumlah cairan yang ada normal sekitar 20 ml. Pada dasar jantung (tempat pembuluh darah besar, limfatik, dan saraf memasuki jantung) kedua lapisan lemak di antara myocardium dan lapisan pericardium di atasnya.
d.      Arteria coronaria
Kedua arteria coronaria kanan dan kiri, menyuplai darah untuk dinding jantung. Arteri ini keluar dari aorta tepat di atas katup aorta dan berjalan ke bawah masing-masing pada permukaan sisi kanan dan kiri jantung, memberikan cabang ke dalam untuk myocardium. Arteri ini menyuplai masing-masing sisi jantung; tetapi memiliki variasi individual, dan pada beberapa orang, arteria coronaria dextra menyuplai sebagian ventrikel kiri. Arteri ini memiliki relatif sedikit anastomosis antara arteria dextra dan sinistra.

Gambaran klinis
Degenerasi dinding arteri dapat menyebar dari aorta ke dalam arteria coronaria, mengurangi suplai darah untuk jantung. Angina pectoris adalah kondisi nyeri dada, lengan kiri, dan daerah sekitarnya akibatnya berkurangnya suplai darah untuk jantung. Trombosis koroner adalah bekuan darah di dalam arteria coronaria yang mengalami degenerasi. Karena sedikitnya hubungan interarterial, fungsi salah satu arteri tidak dapat diambil alih oleh arteri lain., dan sumbatan pada satu arteri coronaria dapat mengakibatkan kematian mendadak atau (bila pasien berhasil hidup) kerusakan myocardium berat dan penurunan efisiensi jantung.

4.   Siklus Jantung

Siklus jantung adalah urutan kejadian dalam satu denyut jantung. Siklus ini terjadi dalam dua fase : diastole dan systole

Ø  Diastole

Diastole adalah periode istirahat yang mengikuti periode kontraksi.
Pada awalnya:
1.      Darah vena memasuki atrium kanan melalui vena cava superior dan inferior.
2.      Darah yang teroksigenasi melewati atrium kiri melalui vena pulmonalis.
3.      Kedua katup atrioventrikular (tricuspidalis dab mitralis) tertutup dan darah dicegah untuk memasuki atrium ke dalam ventrikel.
4.      Katup pulmonalis dan aorta tertutup, mencegah kembalinya darah dari arteria pulmonalis ke dalam ventrikel kanan dan dari aorta ke dalam ventrikel kiri.
5.      Dengan bertambah banyaknya darah yang memasuki kedua atrium, tekanan di dalamnya meningkat; dan ketika tekanan di dalamya lebih besar dari ventrikel, katup AV terbuka dan darah mulai mengalir dari atrium ke dalam ventrikel.

Ø  Sistole

Sistole adalah periode kontraksi otot. Berlangsung selama 0,3 detik.
1.      Dirangsang oleh nodus sino-atrial, dinding atrium berkontraksi, memeras sisa darah dari atrium ke dalam ventrikel.
2.      Ventrikel melebar untuk menerima darah dari atrium dan kemudian mulai berkontraksi.
3.      Ketika tekanan dalam ventrikel melebihi tekanan dalam atrium, katup AV menutup. Chordae tendinea mencegah katup terdorong ke dalam atrium.
4.      Ventrikel terus berkontraksi. Katup pulmonalis dan aorta membuka akibat peningkatan tekanan ini.
5.      Darh menyembur keluar dari ventrikel kanan ke dalam arteria pulmonalis dan darah dari ventrikel kiri menyembur ke dalam aorta.
6.      Kontraksi otot kemudian berhenti, dan dengan dimulainya relaksasi otot, siklus baru dimulai.

Setiap kontraksi diikuti periode refrakter absolut yang singkat saat tidak ada stimulus yang dapat menghasilkan kontraksi, dan diikuti periode refrakter relatif yang singkat saat kontraksi membutuhkan stimulus yang kuat.

5.   Denyut  Jantung

Nodus sino-atrial (nodus SA atu pecemaker jantung) adalah daerah kecil serat otot dan sel saraf yang terletak pada dinding jantung di dekat tempat masuk vena cava superior. Pada awal systole, gelombang kontraksi mulai pada nodus ini dan:
(a)    menyebar melalui dinding kedua atrium, merangsang atrium untuk berkontraksi; kontraksi atrium ini tidak menyebar ke ventrikel karena tidak dapat melalui cincin jaringan ikat yang memisahkan atrium dari ventrikel,
(b)   mencapai dan merangsang nodus atrioventrikularis.
Nodus atrioventrikularis (nodus AV) adalah daerah kecil jaringan khusus di dalam dinding di antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Berkas atrioventrikularis (berkas His) adalah pita otot dan serat saraf yang berjalan pada septum di antara kedua ventrikel, mencapai aspek jantung, dan dibagi menjadi dua cabang utama, satu untuk tiap ventrikel, yang terbagi menjadi beberapa cabang kecil di dalam dinding ventrikel
Gelombang kontraksi menyebar dari nodus AV ke bawah ke berkas AV dan set off kontraksi kedua ventrikel secara simultan. Gelombang kontraksi yang dimulai pada nodus SA menyebabkan atrium berkontraksi tepat sebelum ventrikel karena gelombang segera mencapai atrium dan gelombang yang menuju ventrikel harus melalui berkas AV.
FakTor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung
Ø  Istirahat menurunkan frekuensi denyut jantung, sedangkan latihan fisik meningkatkannya
Ø  Peningkatan usia menurunkan frekuensi jantung. Bayi mempunyai frekuensi jantung 120-140 saat lahir dan frekuensi ini akan menurun seiring penigkatan usia
Ø  Wanita memiliki frekuensi jantung sedikit lebih cepat disbanding pria
Ø  Emosi dan eksitasi akan mempercepat denyut jantung


  1. Bunyi Jantung
Jantung menghasilkan bunyi selama denyutnya, suara dapat terdengar bila telinga di letakkan pada dinding dada atau dengan stetoskop.
Ø  Bunyi Jntung I
            Suara lembut seprti “lub”. Bunyi ini di hasilkan oleh tegangan mendadak katup mitralis dan trikuspidalis pada permulaan systole ventrikel.
            Splitting bunyi jantung I menjadi dua diakibatkan oleh penutupan kedua katup yang tidak bersamaan akibat salah satu ventrikel berkontraksi sesaat setelah ventrikel lain.
Ø  Bunyi Jantung II
      Suara seperti “dub”. Bunyi dihasilkan oleh getaran yang disebabkan oleh penutupan katup aorta dan pulmonalis.
      Splitting bunyi jantung II menjadi dua terjadi selama inspirasi adalah normal dan paling baik terdengar pada orang usia muda. Hal ini diakibatkan oleh sedikit keterlambatan penutupan katup pulmonalis karena aliran darah ke dalam ventrikel kiri.
      Suara lain yang dapat terdengar adalah:        
Ø  Bunyi Jantung III
      Adalah suara rendah yang lembut yang terdengar setelah bunyi jantung II pada sebagian besar anak-anak dan beberapa dewasa muda. Akibat pengencanagan mendadak daun katup mitralis.
Ø  Bunyi Jantung IV
            Bunyi ini adalah suara rendah yang lembut yang mendahului bunyi jantung I dan terdengar ketika atrium berkontraksi lebih kuat dibandingkan dengan yang lain.
            Diafragma stetoskop diginakan untuk mendengarkan suara berfrekuensi tinggi. Genta digunakan untuk mendengarkan suara berfrekuensi rendah.



Gambaran klinis
            Murmur adalah bising kers yang terdengar ketika terjadi turbulensi darah ketika mengalir melalui jantung. Aliran darah normal tidak terdengar.
Penyebab murmur jantung  yakni:
Kebocoran darah balik melalui defek katup
Obstruksi aliran darah oleh katup yang kaku dan mengalami deformitas
Lesi jantung kongenital
Curah jantung tinggi (seperti pada anemia dan hipertiroidisme) menyebabkan “flow murmur”
Fonakardiografi adalah metode untuk mendengar bunyi jantung dan murmur oleh mikrofon yang ditempelkan pada dada dan dihubungkan dengan alat perekam.

  1. Kelainan pada Jantung
Kelainan yang dapat terjadi pada jantung di antaranya kelainan pada sekat antara serambi atau bilik jantung sehingga menyebabkan percampuran darah sisi jantung kanan dan kiri, penyumbatan atau tertutupnya salah satu katup jantung sehingga terjadi obstruksi aliran darah, kebocoran dari salah satu katup jantung sehingga terjadi pengaliran balik darah ke ruangan asal, hubungan tidak normal antara vena, jantung, dan pembuluh darah besar jantung sehingga menyebabkan arah aliran darah ke tempat yang salah, serta penyumbatan baik pada vena yang bermuara ke jantung atau pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung sehingga menurunkan aliran darah. Kelainan otot jantung juga ada yang kongenital, bisa melemahkan otot jantung hingga terjadi gagal jantung.
Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun sebenarnya rentan dari serangan dan gangguan jantung. Selain dari cacat jantung sewaktu lahir, anak yang lahir dengan jantung sempurna pun ternyata masih potensial mengalami serangan jantung.
Dalam dunia kedokteran bayi tersebut memiiki gangguan jantung yang serius dan dikenal sebagai 'Sianosis', suatu kelainan penyakit jantung bawaan dengan tanda bibir, kuku membiru. Banyak pula kasus di mana si bayi harus dirawat di rumah sakit, sesaat setelah persalinan, karena belakangan diketahui jantung si bayi terbentuk secara tidak sempurna. Gangguan jantung yang dialami seorang anak biasannya terjadi sejak dia masih di dalam kandungan pada trisemester pertama, karena si ibu kemungkinan mengidap virus rubela, campak, mengkonsumsi obat tanpa sepengetahuan dokter dan terkena polusi timbal. Akibatnya, ketika dilahirkan, organ jantung si anak tidak sempurna alias cacat jantung. Karena itu, gangguan jantung pada anak semacam ini kemudia dikenal sebagai penyakit jantung bawaan. (PJB).

Selain kelainan-kelainan diatas, Kelainan jantung yang sering ada diantarnya sebagai berikut:
a.   Atrial Premature Beats, Debar ektopik ventrium (kontraksi ventrium prematur) adalah detak jantung berlebihan yang disebabkan oleh aktivasi elektrik dari ventrium sebelum detak jantung normal. Debar ektopik ventrium biasanya terjadi dan tidak menunjukkan bahaya bagi orang yang tidak mengalami sakit jantung. Namun demikian bila terjadi seringkali pada penderita yang menderita gagal jantung atau stenosis aorta atau yang pernah mengalami serangan jantung, mereka dapat diikuti dengan aritmia yang lebih berbahaya seperti fibrilasi ventrium yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
b.      Aneurisma (Aneurysms) adalah suatu penonjolan (pelebaran, dilatasi) pada dinding suatu arteri, biasanya pada aorta.  Penonjolan biasanya terjadi pada suatu daerah yang lemah pada dinding arteri. Aneurisma bisa terjadi di sepanjang aorta, tetapi 75% aneurisma muncul pada bagian aorta yang menuju ke perut. Aneurisma bisa berbentuk bulat (sakuler) atau seperti tabung (fusiformis).
c.       Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur.
Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.  Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai.  Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.
d.      Kelainan katup Jantung, Katup-katup jantung bisa mengalami kelainan fungsi baik karena kebocoran (regurgitasi katup) atau karena kegagalan membuka secara adekuat (stenosis katup).  Keduanya dapat mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah. Kadang-kadang satu katup mempunyai kedua masalah tersebut.
Beberapa jenis kelainan katup jantung:
1.      Regurgitasi Katup Mittral
2.      Prolaps Katup Mitral
3.      Stenosis Katup Mitral
4.      Regurgitasi Katup Aorta
5.      Stenosis Katur Aorta
6.      Regurgitasi Katup Trikuspidalis
7.      Stenosis Katup Trikuspidalis
8.      Stenosis Katup Pulmoner.
e.   Gagal Jantung (Heart Failure)adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan.  Kadang orang salah mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung. Sebenarnya istilah gagal jantung menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan beban kerjanya.

B.     Sistem Vaskuler (Pembuluh Darah)

1.      Pembuluh Darah
Kontraksi ventrikel akan mengalirkan darah ke semua bagian badan melalui sejumlah pipa yang disebut arteri yang kemudian bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang disebut arteriol. Arteriol bercabang lagi untuk membentuk jaringan pembuluh mikroskopis yang disebut kapiler. Darah kemudian terkumpul di dalam pembuluh-pembuluh kecil yang disebut venul yang kemudian bersatu dan membentuk vena. Vena-vena akan bergabung satu sama lain dan akhirnya membawa kembali darah ke jantung.

Struktur Pembuluh Darah

Arteri adalah pembuluh berdinding tebal dan, dengan suatu pengecualian, mereka membawa darah terosigenasi. Pengecualian tersebut adalah untuk trunkus pulmoner dan, yang membawa darah deoksigenasi dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semua arteri mempunyai tiga lapisan yaitu:
·         Lapisan luar atau tunika adventisia, yang mengandung serabut kolagen dan elastin.
·         Lapisan tengah atau tunika media, yang terutama mengandung otot polos serta serabut elastin dan sejumlah serabut kolagen
·         Lapisan darah, atau tunika intima, yang mengandung serabut selapis sel endothelial dan menciptakan sebuah permukaan yang licin dimana darah dapat mengalir tanpa membeku

Semua bagian tubuh harus memiliki suplai darah, tidak terkecuali arteri. Pembuluh-pembuluh yang sangat kecil membawa suplai darah ke dinding arteri dan venula, yang juga sangat kecil, akan membawa darah membawa darah kembali ke dalam vena. Terdapat juga pembuluh limfe dan serabut saraf.
Arteriol memiliki tiga struktur yang sama seperti arteri, tetapi tunika intima dan medianya lebih tipis, sedang tunika adventisianya relatif lebih tebal disbanding tunika adventisia arteri. Pada arteriol juga terdapat lebih banyak serabut otot dan lebih sedikit serabut elastin.
Kapiler membentuk suatu jejaring antara arteriol dan venula. Kapiler terdiri dari selapis tunggal sel-sel  enditel, sama dengan sel-sel yang membentuk tunika intima semua pembuluh darah yang lain.
Venula dan vena mempunyai tiga lapisan, sama seperti arteri, tetapi lapisan tengah vena jauh lebih tipis dari pada arteri. Banyak vena memiliki sejumlah katup untuk mencegah darah mengalir ke arah yang salah. Setiap katup terdiri dari suatu lapisan ganda endotel yang diperkuat oleh jaringan penyambung dan serabut elastin. Daun katup ini berbentuk semilunar dan melekat melalui pinggir cembungnya ke vena. Vena, seperti halnya arteri, memiliki suplai darah dan serabut saraf tersendiri, meskipun serabut saraf untuk vena tidaklah terlalu banyak.

2.      Mekanisme Sirkulasi
a.       Nadi
Darah yang meninggalkan ventrikel kiri jantung, kaya akan oksigen, Kaya akan oksigen dan berwarna merah cerah. Darah dipompa ke dalam aorta oleh kontraksi ventrikel kiri yang menimbulkan suatu area dengan tekanan yang meningkat dan akan berjalan sepanjang arteri seperti sebuah gelombang.  Ketika darah dipompa keluar dari ventrikel kiri, aorta telah terisi penuh, sehingga ia harus menggelembung (distensi) untuk dapat mengakomodasi darah tambahan. Ketika ventrikel kiri relaksasi, katup aorta yang elastis ini akan kemali ke diameter semula. Kembalinya aorta ke diameter semula (recoil) sangatlah penting karena ini merupakan mekanisme, darah secara terus menerus dipompa ke seluruh tubuh bahkan saat ventrikel relaksasi. Distensi dan recoil aorta menciptakan suhu gelombang distensi dan recoil yang disebut nadi, yang akan berjalan di sepanjang semua arteri besar dan yang dapat diraba dengan jari di tempat arteri bisa ditekan pada tulang. Karena denyutan jantung menghasilkan pulsasi nadi, maka frekuensi dan sifat denyutan tersebut dapat dinilai dengan mengevaluasi nadi yang dihasilkannya.

b.      Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dan denyut jantung jantung. Tekanan darah paling tinggi terdapat pada arteri-arteri besar yang meninggalkan jantung dan secara bertahap menurun sampai ke arteriol. Akhirnya ketika mencapai kapiler, tekanan ini sedemikian rendah sehingga tekanan ringan dari luar akan menutup pembuluh ini dan mendorong darh keluar. Hal ini dapat dibuktikan dengan memberi tekanan ringan pada kuku atau meletakkan sepotong gelas di atas kulit. (Untuk alasan ini, sangatlah penting untuk sering mengubah posisi pasien yang harus tirah baring di tempat tidur, karena jaringan yang menanggung berat badan hanya mempunyai sedikit darah yang bersirkulasi). Di dalam vena tekanan darah ini bahkan lebih rendah lagi sehingga akhirnya pada vena-vena besar yang mendekati jantung terdapat gaya isap (suction), yakni tekanan negatif (bukan positif). Akibat gaya isap yang dihasilkan jantung ketika ruangan-ruangan di dalamnya relaksasi.
Tekanan darah pada arteri besar bervariasi menurut denyutan jantung. Tekanan ini paling tinggi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi (tekanan diastolic).

Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah diukur berdasarkan berat kolum air raksa yang harus ditanggungnya. Tingginya dinyatakan dalam millimeter. Tekanan darh arteri yang normal adalah 110-120 mm (sistolik) dan 65-75 mm (diastolic). Alat untuk mengukur tekanan darah disebut sfigmomanometer. Ada  beberapa jenis sfigmomanometer, tetapi yang paling umum terdiri dari sebuah manset karet, yang dibalut dengan bahan yang difiksasi di sekitarnya secara merata tanpa menimbulkan kontraksi. Sebuah pompa tangan kecil dihubungan dengan manset karet ini. Dengan alat ini, udara dapat dipompakan ke dalamya, mengembangkan manset karet tersebut dan menekan ekstremitas dan pembuluh darah yang ada di dalamnya dapat dibaca sesuai skala yang ada.
Untuk mengukur tekanan darah, menset karet tadi difiksasi melingkari lengan dan denyut pada pergelangan tangan diraba dengan satu tangan, sementara tangan lain digunakan untuk mengembangkan manset sampai suatu tekanan, di mana denyut arteri radialis tidak lagi terba. Sebuah stetoskop diletakkan di atas denyut arteri brakialis pada fosa kubiti dan tekanan diturunkan perlahan dengan melonggarkan katupnya. Ketika tekanan diturunkan, mula-mula tidak terdengar suara, namun ketika mencapai tekanan darah sistolik terdengar suara ketukan (tapping sound) pada stetoskop. Pada saat itu tinggi air raksa di dalam manometer harus dicatat. Ketika tekanan di dalam manset diturunkan, suara tadi semakin keras sampai saat tekanan darah diastolik tercapai, barulah karakter bunyi tersebut berubah dan meredup. Penurunan tekanan menset lebih lanjut akan menyebabkan bunyi ini menghilangkan sama sekali. Tekanan diastolik dicatat pada saat karakter bunyi tersebut berubah. 


c.       Tekanan Arteri
Tekanan darah arteri dipertahankan oleh lima faktor yaitu:
·         Curah jantung
·         Tahanan perifer
·         Volume total darah
·         Viskositas darah
·         Elastisitas pembuluh
                       
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan ke luar jantung selama satu menit. Ketika ventrikel kiri berkontraksi, sekitar 70 ml darah dipompa ke dalam aorta, yang sebenarnya telah penuh, sehingga aorta tersenut menggembung (distensi). Hal ini disebut volume sekuncup (stroke volume).
Tahanan perifer adalah tahanan dari pembuluh darah kecil, terutama arteriol, terhadap aliran darah. Tahanan ini mencegah darah mengalir terlalu cepat ke dalam kapiler dan dengan demikian akan mempertahankan tekanan darah di dalam arteri. Lumen arteriol dapat diubah oleh kerja saraf vasomotor dan oleh adrenalin dan noradrenalin dari kelenjar adrenal. Apabila lumen ini menyempit, maka tahanan terhadap aliran darah meningkat sehingga takanan darah arteri akan naik. Apabila lumen ini melebar, maka darah akan arteri naik. Apabila lumen ini melebar, maka darah akan melewati kapiler lebih cepat sehingga tekanan darah akan menurun.
Volume darah adalah jantung total darah yang bersirkulasi. Apabila jumlah ini berkurang akibat kehilangan darah, misalnya pada perdarahan atau akibat kehilangan cairan dari sirkulasi, seperti pada syok, kombusi, atau dehidrasi, maka tekanan darah akan menurun.
Viskositas darah adalah kekentalan (kepekatan) darah. Darah dua atau tiga kali lebih kental dari pada air. Sebagian viskositas ini tergantung pada plasma, terutama protein plasma dan sebagian lagi pada jumlah sel darah merah. Viskositas darah akan menurun bila mendapat infus larutan garam fisiologis dalam jumlah besar. Penurunan viskositas akan menurunkan tekanan darah.
Elastisitas dinding arteri memungkinkan distensi aorta ketika ventrikel berkontraksi dan memungkinkan rekoil yang elastis ketika ventrikel berelaksasi. Rekoil ini memompa darah dan mempertahankan tekanan darah diastolik. Distensi dan recoil terjadi di sepanjang system arteri. Elastisitas dapat menurunkan pada ateroma yang merupakan penyakit degeneratif arteri. Pada keadaan ini tekanan darah akan meningkat akibat hilangnya elastisitas.

Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 150-180 mmHg. Tekanan diastolik biasanya juga akan meningkat dan tekanan diastolic yang tinggi, misalnya 90-120 mmHg atau lebih, akan berbahaya karena meruapakan beban untuk jantung.
Tekanan darah yang tinggi berbahaya karena peningkatan tekanan ini dapat menyebabkan pembuluh darah ruptur. Robekan ini khususnya cenderung terjadi di dalam otak dan hal ini merupakan salah satu penyebab kecelakaan serebrovaskular atau stroke. Beban pada jantung ini juga dapat menyebabkan gagal jantung.

Tekanan Darah Rendah
Tekanan darah rendah adalah tekanan darah sistolik kurang atau sama dengan 100 mmHg. Kondisi ini terjadi pada kasus perdarahan, syok dan kolaps, gagal jantung, dan penyakit kelenjar adrenal. Kondisi ini berbahaya karena bisa terjadi kekurangan suplai darah ke pusat-pusat vital dalam otak. Oleh sebab itu penanganannya adalah sebagai berikut:
1.      Baringkan pasien datar dengan kaki tempat tidur ditinggikan, bila perlu, agar darah bisa dikirim dengan gaya gravitasi ke pusat-pusat vital di dalam otak.
2.      Beri perangsang jantung, misalnya adrenalin atau noradrenalin, dan perangsang sirkulasi seperti adrenalin dan noradrenalin untuk mengontraksi pembuluh darah.
3.      Beri cairan, misalnya, larutan garam fisiologis melalui infus intravena, subkutan atau rectal, atau transfusi darah atau plasma untuk meningkatkan jumlah cairan dalam sirkulasi.

Seperti telah disinggung sebelumnya, pembuluh darah memiliki suplai saraf tersendiri. Arteriol disuplai oleh saraf vasomotor yang memungkinkan mereka berdilatasi atau berkontraksi sesuai kebutuhan jaringan. Dinding muskuler arteriol juga dipengaruhi hormon dari kelenjar adrenal, khususnya adrenalin dan noradrenalin, yang menyebabkan kontraksi serabut otot sehingga terjadi penyempitan lumen arteriol. Arteriol tidak berdenyut (pulsasi), tetapi pembuluh ini dapat berdilatasi untuk membawa lebih banyak darah ke suatu organ yang sedang bekerja, serta dapat berkontraksi sehingga membawa lebih sedikit darah ketika organ tersebut beristirahat. Dengan cara ini, arteriol mengendalikan distribusi darah ke berbagai organ tubuh dan berperan dalam mempertahankan tekanan darah karena dengan berkontraksi, arteriol menimbulkan tekanan terhadap aliran darah dari arteri elastis yang besar.
Kapiler menerima darah dari arteriol dan menyalurkannya ke venula. Karena dinding kapiler hanya terdiri dari selapis sel, maka oksigen , air, dab substansi nutrisi di dalam larutan dapat berpindah dari darah melalui dinding tersebut untuk menyuplai sel-sel jaringan, sedangkan produk sisa dapat ditarik dari jaringan dan dibawa pergi oleh darah.
Kapiler membentuk suatu jaringan kerja dan sebagian membentuk anastomosis sehingga jumlah darah yang dibawa ke bagian tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan.


d.      Aliran Balik Vena
Darah dikumpulkan dari jaringan kerja kapiler ke dalam venula dan kemudian ke dalam vena. Ketika mencapai vena, darah tersebut telah kehilangan sebagian besar kandungan oksigennya sehingga warnanya menjadi gelap keunguan. Diperlukan katup untuk mencegah darah mengalir ke arah yang salah.
Aliran baik vena tergantung pada tiga faktor yaitu:
·               Gaya isap ketika atrium relaksasi
·         Gaya isap ketika gerakan inspirasi torak-hal ini akan menarik darah ke jantung serta menarik udara ke dalam paru-paru.
·         Tekanan pada vena berdinding tipis oleh kontraksi otot-karena lumen vena mengecil, maka darah akan dipompa ke dua arah (ke jantung dan ke jaringan), tetapi dengan adanya katup, darah hanya mengalir ke arah jantung.
Gaya isap merupakan faktor terpenting  dalam mempertahankan tekanan vena. Apabila gaya ini berkurang, seperti pada gagal jantung, maka aliran balik vena terganggu dan terjadi kongesti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar